Senin, 16 Januari 2012

Dilema Seorang Teman: Cinta dan Perbedaan Usia


"...SUPER JUNIOR neun weollae maen jaman ppajin Ireumhayeo himsen doli SUPERMAN..."

Nada dering panggil HPku itu mengalun dengan volume 4 dari atas rak di samping tempat tidurku. Mataku yang baru saja kupejamkan, terpaksa ku buka lagi. Ugghhh, sapa sih yang tega bangunin saya jam segini.?
SETENGAH 12 MALAM!! Ya Allah, besok saya harus bangun pagi, dan akan menempuh jarak ±20 km dengan motor. Huffttt,,, ternyata teman KKN sahabatku, dengan perasaan dongkol, saya angkat panggilan itu.

"Halo? Assalamualaikum," sapaku dengan suara mengantuk.
"Waalaikumsalam. Maaf Ty, sudah tidur ya? Ada kordes nda di situ?" tanyanya polos
Kordes merupakan nama panggilan sahabatku selama KKN kemarin karena kebetulan ia menjabat sebagai Koordinator Desa (KorDes) di lokasi KKNnya.

"Humm, dia sudah pulang dari jam setengah 10 tadi. Soalnya besok pagi-pagi harus berangkat Kerja Praktek di Tawaeli. Ada apa memangnya?" tanyaku dengan nada tidak tertarik.
"Aku pengen curhat Ty..." jawabnya dengan nada sedih.
"Ya sudah cerita saja," jawabku. Entah kenapa rasa kantuk yang mulanya mendominasi tiba-tiba hilang.

Selama setengah jam aku mendengarkan dengan seksama apa gerangan masalah temanku yang satu ini. Ternyata masalah 'pacarnya'. Masalah itu membuatnya 3 hari menangis (ckckckc...). Dia yang semula adem-ayem sama pacarnya terpaksa putus karena keinginan orang tua si cowok, dan yang menjadi alasan adalah perbedaan umur. Memang sih, usia mereka terpaut 3 tahun, dimana temanku, sebut saja Ute, lebih tua dari Ian, cowoknya. Di bidang akademik, Ute merupakan mahasiswa angkatan 2008, sedangkan Iam mahasiswa baru angkatan 2011. Ibunda Ian sempat menyuruh Ian memilih di antara dua pilihan. Mau terus kuliah, atau mau terus pacaran. JIKA Ian memilih untuk terus kuliah, dia harus betul-betul putus hubungan dengan dengan Ute, dan ibunya bakal tetap menyuplai biaya hidup Ian selama kuliah. Tapi JIKA Ian memilih tetap berpacaran denga Ute. Ibundanya mengancam akan menghentikan 'dana hidup' untuk Ian selama jauh dari orang tua dan meminta Ian langsung bekerja saja. Yang membuat Ute terpukul adalah bahwa tantenya Ian, dimana Ian nebeng hidup selama jauh dari orang tua, melaporkan yang tidak-tidak pada ibunda Ian. Maksudnya  tantenya bersifat melebih-lebihkan kejelekan Ute dan mengurang-ngurangi kebaikan Ute pada Ibunda Ian. Sampai-sampai Ibunda Ian berkata "Apakah kau tak merasa risih, orang yang seharusnya kau panggil KAKAK justru kau panggil SAYANG?".
  
Malam itu juga, saya sempat menganalisa masalah temanku ini. Jawaban analisa pertama adalah bahwa Ibunda Ian masih menganggap Ian terlalu cepat berpacaran, dalam konteks baru masuk kuliah sudah punya pacar. Mungkin Ibunda Ian ingin Ian konsentrasi dulu dengan kuliahnya sebelum ada cewek yang mengisi hari-harinya nanti. Mungkin Ibunda Ian ingin Ian membuktikan bahwa dia bisa dipercaya dapat menuntut ilmu baik-baik saat jauh dari orang tua. Jawaban analisa kedua adalah Ibunda Ian terlalalu banyak menonton infotaiment yang saat ini sedang hebohnya membahas hubungan asmara pasangan beda usia YS-RA sehingga beliau paranoid. 

Saya hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala. Dalam hati, saya berpikir, tiap orang punya masalah yang berbeda dan tiap orang punya alasan yang berbeda untuk meneteskan air mata..

1 komentar: