"...SUPER
JUNIOR neun weollae maen jaman ppajin Ireumhayeo himsen doli
SUPERMAN..."
Nada dering panggil HPku
itu mengalun dengan volume 4 dari atas rak di samping tempat tidurku. Mataku
yang baru saja kupejamkan, terpaksa ku buka lagi. Ugghhh, sapa sih yang tega
bangunin saya jam segini.?
SETENGAH 12 MALAM!! Ya Allah, besok saya harus bangun pagi, dan akan menempuh jarak ±20 km dengan motor. Huffttt,,, ternyata teman KKN sahabatku, dengan perasaan dongkol, saya angkat panggilan itu.
SETENGAH 12 MALAM!! Ya Allah, besok saya harus bangun pagi, dan akan menempuh jarak ±20 km dengan motor. Huffttt,,, ternyata teman KKN sahabatku, dengan perasaan dongkol, saya angkat panggilan itu.
"Waalaikumsalam.
Maaf Ty, sudah tidur ya? Ada
kordes nda di situ?" tanyanya polos
Kordes merupakan nama
panggilan sahabatku selama KKN kemarin karena kebetulan ia menjabat sebagai
Koordinator Desa (KorDes) di lokasi KKNnya.
"Humm, dia sudah
pulang dari jam setengah 10 tadi. Soalnya besok pagi-pagi harus berangkat Kerja
Praktek di Tawaeli. Ada
apa memangnya?" tanyaku dengan nada tidak tertarik.
"Aku pengen curhat
Ty..." jawabnya dengan nada sedih.
"Ya sudah cerita
saja," jawabku. Entah kenapa rasa kantuk yang mulanya mendominasi
tiba-tiba hilang.
Selama setengah jam aku
mendengarkan dengan seksama apa gerangan masalah temanku yang satu ini.
Ternyata masalah 'pacarnya'. Masalah itu membuatnya 3 hari menangis
(ckckckc...). Dia yang semula adem-ayem sama pacarnya terpaksa putus karena
keinginan orang tua si cowok, dan yang menjadi alasan adalah perbedaan umur.
Memang sih, usia mereka terpaut 3 tahun, dimana temanku, sebut saja Ute, lebih
tua dari Ian, cowoknya. Di bidang akademik, Ute merupakan mahasiswa angkatan
2008, sedangkan Iam mahasiswa baru angkatan 2011. Ibunda Ian sempat menyuruh
Ian memilih di antara dua pilihan. Mau terus kuliah, atau mau terus pacaran.
JIKA Ian memilih untuk terus kuliah, dia harus betul-betul putus hubungan
dengan dengan Ute, dan ibunya bakal tetap menyuplai biaya hidup Ian selama
kuliah. Tapi JIKA Ian memilih tetap berpacaran denga Ute. Ibundanya mengancam
akan menghentikan 'dana hidup' untuk Ian selama jauh dari orang tua dan meminta
Ian langsung bekerja saja. Yang membuat Ute terpukul adalah bahwa tantenya Ian,
dimana Ian nebeng hidup selama jauh dari orang tua, melaporkan yang tidak-tidak
pada ibunda Ian. Maksudnya tantenya bersifat melebih-lebihkan kejelekan
Ute dan mengurang-ngurangi kebaikan Ute pada Ibunda Ian. Sampai-sampai Ibunda
Ian berkata "Apakah kau tak merasa risih, orang yang seharusnya kau
panggil KAKAK justru kau panggil SAYANG?".
Malam itu juga, saya
sempat menganalisa masalah temanku ini. Jawaban analisa pertama adalah bahwa
Ibunda Ian masih menganggap Ian terlalu cepat berpacaran, dalam konteks baru
masuk kuliah sudah punya pacar. Mungkin Ibunda Ian ingin Ian konsentrasi dulu
dengan kuliahnya sebelum ada cewek yang mengisi hari-harinya nanti. Mungkin
Ibunda Ian ingin Ian membuktikan bahwa dia bisa dipercaya dapat menuntut ilmu
baik-baik saat jauh dari orang tua. Jawaban analisa kedua adalah Ibunda Ian
terlalalu banyak menonton infotaiment yang saat ini sedang hebohnya membahas
hubungan asmara
pasangan beda usia YS-RA sehingga beliau paranoid. ☺
Saya hanya bisa
mengeleng-gelengkan kepala. Dalam hati, saya berpikir, tiap orang punya masalah
yang berbeda dan tiap orang punya alasan yang berbeda untuk meneteskan air mata..
salam blogger keep writing ya...
BalasHapus